Minggu, 01 Juli 2012

Teknik Konservasi Benih Hibrida Melon, Semangka, dan Papaya




Kebutuhan benih semangka dan melon oleh petani dipasok dari luar negeri. Untuk mengurangi pasokan tersebut telah dilakukan proses pembentukan hibrida baru. Langkah awal dari proses tersebut telah dimulai dengan mengumpulkan plasma nutfah, penggaluran, evaluasi daya hasil dan mutu serta uji silang puncak pada melon, sedangkan pembentukan hibrida baru pada semangka telah diawali dengan eksplorasi dan pengumpulan plasma nutfah, kemudian pembentukan populasi, pemuliaan yang baru dengan mutagenik, penggaluran dan persilangan antar mutan, galur (SO2) dan hibrida tetuanya (Purnomo, et al.,1997; 1998). Sedangkan program pemuliaan papaya diarahkan untuk memperoleh varietas genjah, produktif dan bermutu tinggi khususnya daya simpan buah. Untuk itu telah dil`kukan pengumpulan asesi, seleksi tetua, persilangan, pembentukan hibrida, galur dan inbred. Sampai sekarang ini telah terkumpul sejumlah 105 genotypa melon dan 15 genotypa semangka. Untuk menyelamatkan dan mengurangi kemunduran benih-benih tersebut perlu dilakukan tindakan konservasi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Plasma Nutfah Balitbu Solok dalam 2 tahap yaitu tahap 1. Penetapan pra protokol teknologi penyimpanan benih hibrida melon, semangka dan papaya dan tahap 2. Penyanggaan stabilitas komponen pembentuk protokol teknologi penyimpanan benih hibrida melon, semangka dan papaya. Penelitian ini menggunanakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 3 faktor (penggunaan bahan anti hygroskopis, suhu dan bahan pembungkus) dengan 3 kali ulangan. Setiap unit perlakuan terdiri atas 200 biji melon, semangka dan papaya. Untuk mengevaluasi viabilitas benih berdasarkan lamanya penyimpanan yaitu setiap 3, 6, 9 dan 12 bulan setelah penyimpanan. Parameter yang diukur adalah laju perkecambahan , perubahan fisik benih dan kecambah, persentase perkecambahan, daya tumbuh serta laju pertumbuhan. Hasil sementara telah dilakukan karakterisasi buah dan penentuan kadar air masing-masing benih melon (0,25), semangka (0,44) dan papaya (0,65). Sedangkan persentase perkecambahan dan laju perkecambahan (rata-rata hari untuk berkecambah) sebelum penyimpanan untuk melon, semangka dan papaya berturut 99,36% dengan rata-rata hari untuk berkecambah 3,1, untuk semangka 99% dengan rata-rata hari untuk berkecambah 7 dan untuk papaya 99,78% dengan rata-rata hari untuk berkecambah 7,1. Daya kecambah benih melon pada 3 bulan penyimpanan masih relatif tinggi (98-99%) dengan laju perkecambahan 2-3 hari pada semua faktor yang dicobakan. Penyimpanan pada suhu kamar mempunyai laju perkecambahan yang lebih tinggi dari pada suhu rendah. Daya kecambah benih semangka pada 3 bulan penyimpanan masih relatif sama (67-74%) dengan laju perkecambahan 7,2-8 hari pada semua faktor yang dicobakan. Penyimpanan pada suhu kamar mempunyai laju perkecambahan yang lebih tinggi dari pada suhu rendah. Daya kecambah benih papaya pada 3 bulan penyimpanan masih relatif tinggi (83-95%) dengan laju perkecambahan 9-10 hari pada semua faktor yang dicobakan. Penyimpanan pada suhu kamar mempunyai daya kecambah dan laju perkecambahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu rendah masing-masing 95,22%-7,16 hari dan 83%-13,2 hari. Pengamatan secara visual pada benih melon, semangka dan papaya pada 3 bulan penyimpanan masih dalam kondisi baik (bernas dan utuh), tidak keriput, tidak retak, tidak terkena serangan jamur dan warna benih tidak berubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar