Minggu, 01 Juli 2012

Teknik Konservasi Benih Hibrida Melon, Semangka, dan Papaya




Kebutuhan benih semangka dan melon oleh petani dipasok dari luar negeri. Untuk mengurangi pasokan tersebut telah dilakukan proses pembentukan hibrida baru. Langkah awal dari proses tersebut telah dimulai dengan mengumpulkan plasma nutfah, penggaluran, evaluasi daya hasil dan mutu serta uji silang puncak pada melon, sedangkan pembentukan hibrida baru pada semangka telah diawali dengan eksplorasi dan pengumpulan plasma nutfah, kemudian pembentukan populasi, pemuliaan yang baru dengan mutagenik, penggaluran dan persilangan antar mutan, galur (SO2) dan hibrida tetuanya (Purnomo, et al.,1997; 1998). Sedangkan program pemuliaan papaya diarahkan untuk memperoleh varietas genjah, produktif dan bermutu tinggi khususnya daya simpan buah. Untuk itu telah dil`kukan pengumpulan asesi, seleksi tetua, persilangan, pembentukan hibrida, galur dan inbred. Sampai sekarang ini telah terkumpul sejumlah 105 genotypa melon dan 15 genotypa semangka. Untuk menyelamatkan dan mengurangi kemunduran benih-benih tersebut perlu dilakukan tindakan konservasi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Plasma Nutfah Balitbu Solok dalam 2 tahap yaitu tahap 1. Penetapan pra protokol teknologi penyimpanan benih hibrida melon, semangka dan papaya dan tahap 2. Penyanggaan stabilitas komponen pembentuk protokol teknologi penyimpanan benih hibrida melon, semangka dan papaya. Penelitian ini menggunanakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 3 faktor (penggunaan bahan anti hygroskopis, suhu dan bahan pembungkus) dengan 3 kali ulangan. Setiap unit perlakuan terdiri atas 200 biji melon, semangka dan papaya. Untuk mengevaluasi viabilitas benih berdasarkan lamanya penyimpanan yaitu setiap 3, 6, 9 dan 12 bulan setelah penyimpanan. Parameter yang diukur adalah laju perkecambahan , perubahan fisik benih dan kecambah, persentase perkecambahan, daya tumbuh serta laju pertumbuhan. Hasil sementara telah dilakukan karakterisasi buah dan penentuan kadar air masing-masing benih melon (0,25), semangka (0,44) dan papaya (0,65). Sedangkan persentase perkecambahan dan laju perkecambahan (rata-rata hari untuk berkecambah) sebelum penyimpanan untuk melon, semangka dan papaya berturut 99,36% dengan rata-rata hari untuk berkecambah 3,1, untuk semangka 99% dengan rata-rata hari untuk berkecambah 7 dan untuk papaya 99,78% dengan rata-rata hari untuk berkecambah 7,1. Daya kecambah benih melon pada 3 bulan penyimpanan masih relatif tinggi (98-99%) dengan laju perkecambahan 2-3 hari pada semua faktor yang dicobakan. Penyimpanan pada suhu kamar mempunyai laju perkecambahan yang lebih tinggi dari pada suhu rendah. Daya kecambah benih semangka pada 3 bulan penyimpanan masih relatif sama (67-74%) dengan laju perkecambahan 7,2-8 hari pada semua faktor yang dicobakan. Penyimpanan pada suhu kamar mempunyai laju perkecambahan yang lebih tinggi dari pada suhu rendah. Daya kecambah benih papaya pada 3 bulan penyimpanan masih relatif tinggi (83-95%) dengan laju perkecambahan 9-10 hari pada semua faktor yang dicobakan. Penyimpanan pada suhu kamar mempunyai daya kecambah dan laju perkecambahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu rendah masing-masing 95,22%-7,16 hari dan 83%-13,2 hari. Pengamatan secara visual pada benih melon, semangka dan papaya pada 3 bulan penyimpanan masih dalam kondisi baik (bernas dan utuh), tidak keriput, tidak retak, tidak terkena serangan jamur dan warna benih tidak berubah.

Sabtu, 30 Juni 2012

Rekayasa Buah Tanpa Biji


tuk menghilangkan biji pada bebe-rapa buah-buahan. Hasilnya, kini
tersedia beberapa buah-buahan
tanpa biji, seperti anggur, semang-ka, dan melon. Para petani berhasil
menciptakan buah tanpa biji mela-lui persilangan ataupun aplikasi zat
pengatur tumbuh (ZPT). Persilang-an antara tanaman diploid (2n) dan
tetraploid (4n) menghasilkan ta-naman triploid (3n) yang biasanya
tanpa biji. Cara lain adalah melalui
aplikasi ZPT (auksin atau giberelin)
pada kuncup bunga. Fungsi ZPT di
sini adalah sebagai pengganti biji
dalam memenuhi kebutuhan auksin
pada proses pembentukan buah,
sehingga bunga dapat berkembang
menjadi buah tanpa adanya biji.
Namun, cara ini kurang praktis dan
tidak permanen sifatnya, karena
hanya kuncup bunga yang disem-prot auksin saja yang akan meng-hasilkan buah tanpa biji. Cara ini
juga memerlukan tenaga dan biaya
yang mahal apabila diterapkan pada
areal yang luas. Teknik persilangan
lebih praktis dan permanen jika
telah berhasil memperoleh tanaman
triploid. Namun kendalanya sulit
memperoleh induk tetraploidnya.
Rekayasa buah tanpa biji secara
modern dapat dilakukan melalui
teknik kultur in vitro(kultur jaring-an) dan rekayasa genetik. Teknik
kultur jaringan kini mulai banyak
dicoba para peneliti untuk meng-hasilkan tanaman triploid melalui
kultur endosperm. Rekayasa ge-netik buah tanpa biji dilakukan
dengan cara menyisipkan gen par-tenokarpi ke dalam kromosom ta-naman target.
Salah satu contoh gen parteno-karpi adalah DefH9-iaaM. Gen ini
dihasilkan oleh Dr. Rotino dan
kawan-kawan dari Pusat Penelitian
Sayuran di Montanazo, Milan-Italia.
Gen ini diisolasi dari bakteri Pseu-domonas dan dapat mengeks-presikan senyawa prekursor IAA
(auksin) pada awal pembungaan di
bagian bakal biji (ovul) dan plasenta.
Senyawa ini dapat menggantikan
peran biji pada proses pemben-tukan buah, sehingga tanaman da-pat menghasilkan buah tanpa biji.
Gen ini sudah berhasil dicoba pada
tanaman tembakau, terung, tomat,
melon, dan rasberi. Di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Bio-teknologi dan Sumberdaya Gene-tik Pertanian (BB Biogen), gen ini
sudah berhasil diaplikasikan pada
tanaman tomat. Beberapa galur
unggul tomat transgenik telah di-hasilkan dan menunjukkan karak-ter partenokarpi, yaitu berbiji se-dikit atau tanpa biji. Dalam waktu
dekat, gen ini akan dicoba pada
tanaman durian dan manggis untuk
menghasilkan buah tanpa biji
(Saptowo J. Pardal).
Informasi lebih lanjut hubungi:
Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian
Jalan Tentara Pelajar No. 3A
Bogor 16111
Telepon : (0251) 8337975
8339793
Faksimile :(0251) 8338820
E-mail : borif@indo.net.id

Petani Karanganyar Kembangkan Semangka Jumbo




Hery Prasetyo
23/11/2011 06:58
Liputan6.com, Karanganyar: Sekelompok petani di Desa Bolong, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, berhasil mengembangkan semangka berukuran jumbo, Selasa (22/11). Berat semangka hasil persilangan bibit lokal itu mencapai lebih dari 20 kilogram.

Buah semangka besar ituu dikembangkan lantaran keprihatinan banyaknya buah impor yang berada di pasaran. Para petani di Desa Bolong itu pun tertantang, untuk menghasilkan buah lokal yang berkualitas. Pilihan pun jatuh pada buah semangka.

“Melalui percobaan beberapa kali dengan persilangan bibit semangka local, akhirnya dihasilkan semangka jumbo ini,” kata Mugiharjo, ketua Kelompok Tani Desa Bolong.

Kendati berhasil mengembangkan semangka dengan ukuran jumbo, para petani masih belum puas. Pasalnya, rasa buah semangka itu kurang manis, sehingga semangka jumbo itu belum banyak diminati konsumen. Namun para petani optimistis, semangka jumbo akan menjadi primadona suatu saat nanti.(SHA)

Makalah Hibridisasi Semangka


Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas matakuliah Pemuliaan Tanaman, kami memilih komoditas semangka karena tanaman semangka merupakan salah satu buah yang paling digemari di Indonesia, oleh karena itu kami ingin mendapatkan varietas semangka yang lebih baik lagi
MAKALAH MATAKULIAH DASAR PEMULIAAN TANAMAN
TANAMAN MENYERBUK SILANG
“SEMANGKA”
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Kelas B
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Anggota kelompok 4:
1. Dian Rizky F 115040201111234
2. Pitriani 115040200111021
3. Ahmad Mushoffan M 115040200111023
4. Ajeng Devi N 115040201111042
5. Bagas Septya P 115040201111043
6. Istnaini Zakiyyah D 115040201111048
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pemuliaan Tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetic individu maupun populasi tanaman untuk satu tujuan.
Tanaman semangka (Citrullus lanatus) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman Semangka mendapat perhatian untuk dilakukan program pemuliaan tanaman. Sebagai salah satu komoditi buah-buahan yang mempunyai pasar penting di Indonesia, kualitas dan kuantitas tanaman semangka harus ditingkatkan. Dengan melakukan hibridisasi tanaman semangka, kita dapat menciptakan suatu varietas semangka yang lebih baik, yang sesuai dengan permintaan pasar pada saat ini.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Dasar Genetik Tanaman Semangka
2. Untuk mengetahui Keragaman Tanaman Semangka
3. Untuk mengetahui Metode Penelitian Tanaman Semangka: Introduksi, Seleksi dan Persilangan atau Hibridisasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Genetik Tanaman Semangka
Di dalam pemuliaan tanaman, kehilangan satu sifat utama (misalnya warna daging merah tua) dapat menyebabkan kultivar semangka dengan buah yang tidak laku di pasar tertentu. Hal ini membuat pemuliaan untuk perbaikan kultivar tanaman semangka cukup sulit dilakukan, mengingat harus mempertahankan beberapa sifat utama sekaligus. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan memulai program pemuliaan menggunakan kultivar unggulan yang kemudian disilangkan dengan kultivar elit lainnya, sehingga memungkinkan untuk mempertahankan level ekspresi sifat-sifat penting di saat memperbaiki satu atau lebih sifat lainnya. Sasaran pemuliaan tanaman semangka saat ini diantaranya adalah karakter produksi, panjang batang rambatan, kualitas bagian luar maupun dalam buah, tipe (bentuk dan ukuran) buah, ketahanan terhadap penyakit, biji maupun non-biji.
Produsen semangka menginginkan produksi per hektar dengan ukuran-ukuran buah yang diterima pasar. Pada umumnya pemulia semangka melakukan seleksi untuk karakter produksi, meskipun kemajuan yang diperoleh belum signifikan. Karakter ukuran, bentuk, warna dan corak lurik serta warna daging buah juga penting didalam program pemuliaan semangka, mengingat sebagian konsumen maupun pemasok cenderung menyukai penampilan buah tertentu. Ketahanan terhadap penyakit juga merupakan tujuan penting didalam pemuliaan semangka. Pengujian didalam rumah kaca dilakukan terhadap beberapa penyakit penting seperti layu fusarium, antraknosa, embun tepung dan nekrosis kulit buah
Koleksi dan pemilihan calon tetua yang tepat adalah langkah yang sangat penting dilakukan ketika pemulia sudah menentukan sasaran didalam program pemuliaan. Pemulia harus tahu tetua mana yang akan mampu menyumbangkan karakter yang diinginkan beserta metode pemuliaannya. Oleh karena itu, pemulia mengumpulkan sebanyak-banyaknya aksesi berupa galur-galur murni, kultivar, dan individu hasil pemuliaan lainnya. Karakter penting seperti kualitas buah dan ketahanan terhadap penyakit seharusnya diintrogresikan kepada galur berdaya hasil tinggi sebelum membentuk kultivar baru. Hal ini sekaligus meningkatkan diversitas genetik di antara kultivar modern.
2.2 Tujuan Pemuliaan Tanaman Semangka
Tujuan pemuliaan tanaman semangka yang kami inginkan adalah sebagai berikut:
• Mendapatkan varietas semangka yang tahan terhadap penyakit Layu Fusarium, Antraknosa, Busuk buah, Busuk semai, Bercak daun dan CMV.
• Mendapatkan varietas semangka yang tahan terhadap hama Thrips, ulat, tungau dan lalat buah
• Mendapatkan varietas semangka yang berwarna merah cerah, karena pada saat ini warna buah semangka cenderung berwarna pucat.
2.3 Evaluasi Keragaman Genetik
2.3.1 Varian Genetik Tanaman Semangka
Pada tanaman menyerbuk silang seperti halnya tanaman semangka, sering dilakukan seleksi untuk menentukan sifat-sifat gen unggul yang diinginkan. Seleksi sendiri dapat dilakukan bila ada keragaman dari masing-masing varietas. Pemuliaan tanaman hanya dipengaruhi oleh factor genetic saja, tidak ada pengaruh dari faktor luar, seperti faktor lingkungan.
2.4 Metode Pemuliaan
2.4.1 Introduksi
Introduksi artinya mendatangkan bahan baku tanaman semangka dari tempat yang berbeda. Ini merupakan pemuliaan tanaman yang paling sederhana.Introduksi ini di ilhami oleh teori ‘PusatKeanekaragaman’ yang diperkenalkan oleh ahli botani Rusia, N.I. Vavilov. Tanaman semangka didatangkan dari berbagai varietas dari tempat yang berbeda-beda, lalu di kembang biakkan secara vegetatif. Pada tanaman semangka untuk mendapatkan varietas yang kami inginkan kami menyilangkan semangka jenis New Dragon yang berasal dari Taiwan yang memiliki ciri-ciri bentuk bulat memanjang ini memiliki ukuran yang besar. Beratnya bisa mencapai 9 kg. Kulit buah tebal dan tahan kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak dan rasanya sangat manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan tahan terhadap serangan CMV (cucumber mosaic virus). Dengan semangka jenis Farmer Giant, semangka ini besar sampai mencapai 12 kg. Kulit buah tebal dan keras. Daging buah merah menyala, manis, tekstur renyah. Farmer Giant relatif tahan terhadap CMV.
2.4.2 Seleksi
Pada tanaman semangka proses seleksi yang dapat digunakan pada proses penanaman adalah:
• Seleksi Massa
Pada tanaman semangka di amati penampilan fenotipe setiap individu dalam suatu populasi lalu memilih individu yang akan dipelihara keturunannya kelak.
2.4.3 Persilangan/Hibridisasi
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organism dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat bervariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi semangka akan memperoleh kombinasi genetic yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua tanaman semangka yang berbeda genotipnya. Penyerbukan tanaman semangka sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan factor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk jantan).
BAB III
PENUTUP
Tanaman semangka adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman semangka tremasuk ke dalam famili
Cucurbitaceae. Tanaman semangka Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan buah.
Pada umumnya pemulia semangka melakukan seleksi untuk karakter produksi, meskipun kemajuan yang diperoleh belum signifikan. Karakter ukuran, bentuk, warna dan corak lurik serta warna daging buah juga penting didalam program pemuliaan semangka, mengingat sebagian konsumen maupun pemasok cenderung menyukai penampilan buah tertentu. Ketahanan terhadap penyakit juga merupakan tujuan penting didalam pemuliaan semangka. Pengujian didalam rumah kaca dilakukan terhadap beberapa penyakit penting seperti layu fusarium, antraknosa, embun tepung dan nekrosis kulit buah
Introduksi pada tanaman semangka biasanya dilakukan dengan cara mendatangkan varietas dari luar negeri. Seleksi yang digunakan adalah seleksi massa.
Pada peristiwa hibridisasi semangka akan memperoleh kombinasi genetic yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua tanaman semangka yang berbeda genotipnya.
Dari hasil persilangan anataran tanaman semangka varietas New Dragon yang berasal dari Taiwan denga tanaman semangka varietas Farmer Giant, kami mendapatkan varietas baru dengan daging buah berwarna merah cerah, tahan terhadap CMV.

BUDIDAYA SEMANGKA TANPA BIJI


BUDIDAYA SEMANGKA TANPA BIJI

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris. Scard) adalah tanaman yang berasal dari Benua Afrika tepatnya di gurun pasir Kala hari. Penyebarannya ke India, China dan Amerika dilakukan oleh para pelayar dari pedagang. Buah semangka memiliki daya tarik tersendiri dari buahnya yang segar dan manis. Kandungan airnya mencapai 92 %, karbohidrat 7 % dan sisanya adalah vitamin. Semangka termasuk tanaman musim kering, tetapi akhir-akhir ini dengan teknologi yang makin berkembang, semangka dapat ditanam kapan saja. Agar dapat tumbuh dengan baik dan cepat, tanaman semangka membutuhkan iklim yang kering, panas dan tersedia cukup air.
Iklim yang basah akan menyebabkan pertumbuhannya terhambat, mudah terserang penyakit, serta produksi dan kualitas buahnya akan menurun. Perkembangan teknologi budidaya semangka di daerah Sub-tropika lebih maju dibandingkan daerah asalnya (tropika). Jenis-jenis baru baik, hibrida yang diploid (semangka berbiji) maupun yang triploid (semangka tak berbiji), telah banyak dikembangkan dengan kualitas buah dan hasil jauh lebih baik dibandingkan dengan semangka tropis (varietas asalnya).
SEMANGKA TANPA BIJI
Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless adalah merupakan semangka hibrida F-1 juga. Namun tetua atau induknya masing-masing berasal dari tetua betina semangka tetraploid dengan tetua jantan semangka diploid. Oleh karena itu semangka ini disebut juga semangka hibrida tetraploid. Teknik pembenihan semangka tanpa biji ditemukan oleh Prof. Dr. Hitoshi Kihara. Untuk memperoleh tetua yang tetraploid harus melalui pelipat gandaan jumlah kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering disebut dengan mutasi duplikasi. Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh semangka triploid (semangka seedless) yang mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah (kurang dari 290 C), maka daya kecambahnya pun akan lambat. Oleh karena itu, perkecambahan benih semangka triploid memerlukan suhu udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin. Pertumbuhan tanaman muda pada awalnya lemah, bahkan terkadang tidak normal, tetapi selanjutnya tanaman akan tumbuh kuat. Daya kecambah rata-rata biji semangka triploid adalah antara 27,5 – 85 % dengan bentuk kotiledon yang lebih kecil daripada semangka diploid. Tanaman semangka triploid sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina yang lengkap, tetapi bakal biji dan benang sarinya mandul, maka biji tidak akan terbentuk. Meskipun demikian, biji kosong yang berwarna putih atau coklat terkadang masih dijumpai. Terbentuknya biji kosong yang berwarna coklat biasanya disebabkan karena kelebihan dosis pemupukan unsur hara phospor (P205.).
METODE PENGECAMBAHAN BENIH SEMANGKA NON BIJI 
Usaha budidaya semangka, baik yang berbiji maupun yang nonbiji, pada dasarnya hampir sama, tetapi pelaksanaannya ada sedikit perbedaan terutama dalam proses perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina serta dalam perlakuan pengecambahan biji. Pada semangka nonbiji diperlukan proses pengecambahan dan penyemaian yang spesifik yang tidak dilakukan pada semangka berbiji. Seringkali dalam budidaya semangka nonbiji mengalami kegagalan akibat dari penyemaian benih yang kurang benar sehingga menyebabkan benih yang disemai mengalami kegagalan tumbuh. Perlakuan yang spesifik pada benih semangka nonbiji diperlukan dalam penyemaiannya karena benih semangka non biji memiliki kulit biji yang tebal dan keras, endosperm (cadangan makanan dalam biji) yang kecil, dan kotiledon (calon akar) sangat kecil, sehingga sangat dianjurkan kepada para petani untuk tidak menyimpan benih semangka nonbiji terlalu lama karena daya tumbuhnya cepat sekali turun. Memperhatikan keadaan tersebut di atas dalam budidaya semangka nonbiji sangat dianjurkan untuk melakukan pengecambahan sebelum bibit disemai, sehingga akan diperoleh manfaat, di antaranya:
1. Mengurangi kematian benih.
2. Mempertinggi persentase daya tumbuh.
3. Mempercepat penyemaian benih.
4. Menyeragamkan pertumbuhan tanaman.
5. Menghemat pemakaian benih.
6. Menghindari kekurangan benih.
7. Meminimalkan serangan hama penyakit dan memudahkan perawatan.
Dalam proses pengecambahan benih semangka non biji banyak cara yang dilakukan oleh petani, dan di setiap daerah memiliki cara yang berbeda. Akan tetapi, pada dasarnya hanya mengacu pada persyaratan berkecambahnya benih semangka non biji. Persyaratan untuk berkecambahnya benih adalah suhu antara 25-300 C dan tidak membutuhkan sinar matahari secara langsung.

Mengingat kulit biji semangka yang cukup tebal, perlu dibantu dengan memecahkan kulit bagian atas biji supaya calon akar semangka mudah tumbuh
CARA PENGECAMBAHAN BENIH YANG BIASA DILAKUKAN PETANI SITUBONDO
Pertama – tama benih disiapkan sesuai kebutuhan dan dikeluarkan dari wadahnya. Setiap bagian ujung benih dipecah kulitnya dengan menggunakan gunting kuku dan menjepitnya pada bagian tengah gunting kuku, maksud dari perlakuan ini adalah untuk memudahkan kotiledon keluar dari bagian kulit biji serta memudahkan biji menghisap air dari luar. Dalam pelaksanaannya, kita harus hati-hati agar bagian kotiledonnya tidak ikut pecah, karena apabila bagian kotiledon pecah akan mengakibatkan pecahnya bagian pangkal batang kelak kalau sudah ditanaman di lapangan. Setelah benih dipecahkan, selanjutnya benih direndam dalam larutan zat pengatur tumbuh dan fungisida selama kurang lebih 1-2 menit. Selanjutnya benih tersebut diletakkan pada 6 lembar kertas merang yang telah dibasahi dengan larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh. Setelah benih diletakan dan ditata kemudian ditutup kembali dengan 6 lembar kertas merang yang telah dibasahi dengan larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh, kemudian letakkan dan tata kembali benih yang telah direndam tadi diatasnya, tutup dengan kertas merang. Begitu seterusnya sampai berlapis-lapis, hingga benih yang akan dikecambahkan habis. Untuk lapisan paling bawah dan paling atas diberi lapisan kardus agar kecambah atau calon akar tumbuh lurus. Bagian bawah dan atas media kita beri lapisan kaca tebal seukuran kertas merang kemudian kita press dengan cara yang tepat dan diikat dengan kuat. Setelah itu, masukkan ke dalam kotak kardus yang agak longgar, kemudian ditutup dengan rapat agar suhu udara dalam kotak tetap hangat dengan suhu antara 20-300 C. Kotak tersebut diplester atau dilakban plastik pada setiap sisinya, kemudian disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Setelah diperam 40-42 jam media pengecambahan tersebut kita buka dan biasanya benih telah berkecambah dengan ukuran calon akar kurang lebih 1 cm. Kecambah-kecambah tersebut selanjutnya kita tanam pada polybag-polybag yang telah disiapkan dengan dengan bagian calon akar kecambah menghadap ke bawah. Untuk biji-biji yang perkecambahannya belum normal, kita peram kembali selama beberapa jam, baru setelah berkecambah dengan normal kita tanam pada polybag. (Red).

persilangan

Persilangan monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangan dengan satu sifat beda. Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat dominan, maka harus dilakukan monohibridisasi antara 2 individu bergalur murni yang memiliki sifat kontras (alelnya). Jika fenotip f1 sama dengan salah satu sifat gen yang diuji tadi, berarti jelaslah bahwa sifat itulah yang dominan. Monohibridisasi pada percobaan mendel dilakukan dengan menyilangkan kapri berbatang tinggi dengan kapri berbatang pendek.
Jika dominansi tampak sepenuhnya maka persilangan monohibrid (Tt X Tt) dengan T=tinggi dan t=rendah, menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan rasio fenotip = 3 tinggi : 1 rendah, tetapi perbandingan genotip nya = 1(TT) : 2(Tt) : 1(tt).
Jika sifat gen dominan tidak penuh (intermediet), fenotip individu f1 tidak seperti salah satu fenotip induk galur murni, melainkan memiliki sifat fenotip diantara kedua induknya. Demikian pula perbandingan fenotip f2-nya tidak 3:1, melainkan 1:2:1, sama dengan perbandingan genotip f2-nya.
Contoh-contoh persilangan monohibrid:
Perhatikan diagram persilangan monohibrid antara kapri batang tinggi dengan kapri batang pendek berikut: TT (tinggi) dan tt (pendek)
Parental (P1): TT >< tt
Gamet : T t
F1 : Tt (tinggi)
P2 : F1 >< F1
Tt >< Tt
Gamet : T t
T t
Jika disilangkan F1 >< F1, dapat kita ketahui bahwa sifat batang tinggi (T) dominant terhadap batang pendek (t).
Jadi, pada persilangan monohybrid, perbandingan monohybrid = 3:1, dan perbandingan genotip = 1:2:1
Contoh kasus intermediet :
Persilangan monohibrid antara tanaman bunga Mirabilis jalapa merah galur murni (MM) dengan Mirabilis jalapa putih galur murni (mm) sebagai berikut:
P1: MM >< mm
Gamet: M m
F1: Mm
P2: Mm >< Mm
Gamet: M,m M,m
F2: jika disilangkan rasio fenotip nya
Merah : merah jambu : putih
1 : 2 : 1
Rasio genotip nya:
MM : Mm : mm
1 : 2 : 1

EKSTRAKSI DENGAN ALAT SOKLET (laporan pratikum )

  
ABSTRAK

Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi biasanya digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu zat dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan  dengan pemisahan menggunakan alat sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan  dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah. Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hampir sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya. Sampel yang digunakan adalah kulit batang nangka.
  
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hampir 70% dari semua lemak dan minyak yang dihasilkan dunia adalah minyak nabati. Minyak diperoleh dari biji tanaman seperti kacang tanah, kedelai, bunga matahari, zaitun dan sebagainya. Minyak diekstraksi dari dalam biji atau inti dengan menggilingnya dan dengan menggunakan pelarut dan kemudian memisahkan pelarutnya dengan evaporasi.
Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium kimia organic. Jarang sekali pekerjaan laboratorium organic yang tidak melibatkan ekstraksi. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut.
Sokhetasi merupakan proses pemisahan ( ekstrakti padatan ) suatu bahan alam dengan pelarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode sokhlet digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak nabati.

1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan kali ini adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip ekstraksi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

               Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstut dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadi  oksidasi enzim / hidrolisis   ( harborne, 1987 ).
               Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim, penting dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solute lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat dapat terjadi dengan bebas ( Aderson,1991 ).
               Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut ( Geancoplis, 1998 ).



BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah :
§         Seperangkat alat soklet
§         Rotarievaporator
§         Neraca analitis.
      Bahan yang digunakan adalah :
§         n-heksana 200 mL
§         natrium sulfat anhidrat 5g.
            Sampel yang digunakan adalah :
§         kulit batang nangka.

1.2  Konstanta fisik
Konstanta fisik dari n-heksana (C6H15) adalah
BM : 86,18 g/mol
Tb/0C : -950C
Tm/0C : 690C
Valve : 11 mg/L

1.3  Cara Kerja
            Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah sebagai berikut :                                                                                                                                            
1.      Sampel dihaluskan dan ditimbang dengan teliti sebanyak 50 g.
2.      Kemudian sample tersebut di bungkus dengan kertas saring.
3.      Lalu dimasukkan ke dalam alat soklet.
4.      Alat soklet dirangkai seperti pada gambar dibawah ini.
5.      Kemudian n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet sebanyak 200mL.
6.      Setelah itu dipanaskan pada temperature 70-80 C selama 3jam.
7.      Campuran lemak kulit batang nangka dan pelarut n-heksana disaring.
8.      Filtrat diperoleh lalu di uapkan dengan alat rotarievaporator.
9.      Residu ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat.
10.  Lalu disaring.
11.  Filtrat yang didapat ditimbang.
12.  Setelah semuanya selesai barulah di hitung kadar yang diperoleh.

                                W2-W1
      Kadar Sampel = -----------X 100%
                                     W
      Keteran
      W1 = berat sample
      W2 = berat wadah kosong
      W2 = berat wadah + sampel


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
Adapun data pengamatan yang diperoleh pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
a)      Berat sampel ( kulit batang nangka ) adalah 41,363 gram
b)      Berat wadah kosong + kertas saring adalah 255,246 gram
c)      Berat wdah, kertas saring, dan kulit batang nangka adalah 297,005 gram

4.2 Pembahasan
Setelah sampel dihaluskan, ditimbang, dibungkus dengan kertas saring dan diasukkan kedalam alat sokhlet yang telah siap dirangkai, pelarut n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet sebanyak 200 ml. Labu sokhlet dapat disebut juga labu lemak yang digunakan sebagai tempat pelarut yang akan diuapkan. Di dalam percobaan ini pelarut yang digunakan adalah n-heksana karena sampel yang digunakan bersifat non polar, maka palarut yang digunakan juga harus bersifat non polar seperti n-heksana sebagai salah satu contohnya atau dapat juga digunakan pelarut semi-polar. Pelarut atau senyawa non polar tidak bersifat elektronegatif. Semakin panjang rantai C, maka akan semakin bersifat non polar dan semakin sukar larut dalam air. Unsur-unsur yang memiliki keelektronegativitas yang tinggi adalah golongan VII dan VI A. Pelarut n-heksana juga bersifat mudah menguap pada suhu 68oC dan dapat menarik lemak yang ada pdada sampel. Residu yang diperoleh dari proses ini lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok A. Hal ini terjadi karena kulit batang nangka yang muda, sehingga masih mengandung lemak yang cukup banyak.
Pada saat n-heksana 200 ml telah dimasukkan ke dalam alat sokhlet, kemudian dipanaskan dengan temperature yang tidak boleh terlalu tinggi karena n- heksana akan mudah menguap pada suhu 68oC. Rangkaian  alat sokhlet juga dilengkapi dengan kondensor yang berfungsi sebagai pendingin, kondensor dapat mengubah uap air dan uap minyak menjadi fase cair. Ke dalam residu hasil evaporasi ditambahkan natrium sulfat anhidrat untuk mengikat air yang ada pada residu. Pada saat filtrate ang diperoleh diuapkan denagn ritari evaporator, harus diperhatikan suhunya agar tidak terlalu tinggi agar menghindari terjadinya kerusakan senyawa-senyawa tertentu yang mudah rusak pada suhu tinggi. N- heksan juga volatile.
Pada proses persiapan sampel, kulit batang nangka tidak boleh dikeringkan langsung terkena cahaya matahari, tetapi dengan diangin-anginkan agar menghindari terjadinya pengurangan kadar lemak dan tidak dapat diserap karena daya serapnya telah berkurang akibat dari pengeringan dengan terkena sinar matahari langsung.
Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium kimia organic. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan pelarut berdasarkan beda kelarutan antara zat satu dan yang lainnya. Ekstraksi dingin dapat dilakukan dengan maserasi ( perendaman ) dan enfleurasi. Sedangkan ekstraksi panas dilakukan  dengan pemisahan mengguanakan alat ( metode sokhletasi ). Pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan  dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah.
Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hamper sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya.
Proses pemisahan dengan metode ini memiliki kelebihan, yaitu pelarut yang digunakan masih utuh, dapat digunakan untuk pemisahan bahan lain. Dikatakan masih utuh karena pada penguapan dengan rotary evaporator hasil yang diperoleh tadi memisahkan pelarut yang ada dalam filtrate. Dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena pemanasan. Tetapi metode ini kurang efektif, karena harga pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya denagn cara diuapkan. Alasan dari pemisahan pelarut dari ekstraknya adalah agar dihasilkan zat-zat terlarut sebagai ekstrak pekat dan pelarutnya dapat digunakan kembali.
Rotari Evaporator berfungsi untuk mempercepat penguapan.

BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan adalah :
1.      Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic, setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung persentasenya.
2.      Pelarut yang digunakan pada percobaan kali ini adalah n-heksana. Pemilihan pelarut ini didasarkan pada sifatnya yang non polar, volatile dan dapat menarik lemak dan sukar larut dalam air.
3.      Dengan menggunakan rotary evaporator dapat dipisahkan antara pelarut dan lemak yang telah didapat dari proses sokhlet, hingga pelarut dapat digunakan lagi.
4.      Natrium sulfat anhidrat ditambahkan ke dalam residu agar dapat menarik/mengikat air yang ada dalam residu.
5.      Kelebihan dari metode sokhletasi adalah pelarut masih utuh, masih dapat digunakan untuk ekstraksi bahan yang lain, dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena adanya pemanasan.
6.      Kekurangan metode sokhletasi adalah kurang efektif, karena harga pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aderson, R. 1991. SAMPLE PRETREATMENT AND SEPARATION. John Willey
and Sons Singapore.
Geankoplis. 1998. TRANSPORT PROCESS AND UNIT OPERATION. Ally
Bacon : Boston.
Harborne, J.B. 1987. METODE FITOKIMIA. ITB : Bandung.

Ekstraksi Bahan Alam



Apakah ekstraksi itu?
Cara untuk memperoleh sediaan xang mengandung senyawa aktif dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

Mengapa harus diekstraksi? 
Agar ekstrak hanya mengandung senyawa aktif yang terkandung didalam simplisia/ bahan alam sehingga perlu dipilih cairan penyari yang paling optimal mampu menarik senyawa aktif.

Bahan yang diekstraksi  
Bahan yang diekstraksi bisa berupa bahan segar maupun bahan kering. Untuk bahan kering harus dikecilkan dahulu ukuran partikelnya (diserbuk).
Syarat pelarut yang digunakan
  • Selektif
  • Stabil secara fisik dan kimia
  • Ekonomis
  • Keamanan
  • Ramah lingkungan
Cairan pelarut dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya. Ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan.

Metode Ekstraksi
Ada beberapa metode ekstraksi simplisia bahan alam, antara lain maserasi, infundasi, digesti, perkolasi dan soxletasi. Keterangan singkatnya sebagai berikut :

Maserasi
  • Ekstraksi bahan dengan pelarut pada suhu kamar selama waktu tertentu dengan sesekali diaduk/digojok.
  • Remaserasi : dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama.
  • Maserasi kinetik : dilakukan pengadukan terus-menerus.
  • Digesti : maserasi kinetik yang dilakukan pada suhu diatas suhu kamar, biasanya pada suhu 40-50°C.
Caranya :
Sejumlah bahan ditempatkan pada wadah tertutup, ditambah dengan pelarut dengan perbandingan kira-kira 1:7. Diamkan selama 5 hari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya dengan sesekali diaduk. Setelah itu, cairan dipisahkan, buang bagian yang mengendap.

Infundasi
Panci Infusa
Infundasi merupakan metode ekstraksi dengan pelarut air. Pada waktu proses infundasi berlangsung, temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC selama 15 menit.
Rasio berat bahan dan air adalah 1 : 10, artinya jika berat bahan 100 gr maka volume air sebagai pelarut adalah 1000 ml.

Caranya :
Serbuk bahan dipanaskan dalam panci dengan air secukupnya selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90ºC sambil sekali-sekali diaduk. Saring selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang diinginkan. Apabila bahan mengandung minyak atsiri, penyaringan dilakukan setelah dingin.

Dekoksi
Dekoksi merupakan proses ekstraksi yang mirip dengan proses infundasi, hanya saja infuns yang dibuat membutuhkan waktu lebih lama (≥ 30 menit) dan suhu pelarut sama dengan titik didih air.

Caranya :
Serbuk bahan ditambah air dengan rasio 1 : 10, panaskan dalam panci enamel atau panci stainless steel selama 30 menit. Bahan sesekali sambil diaduk. Saring pada konsidi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang diinginkan.

Perkolasi
Perkolator 60 liter
Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna. Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat tetesan perkolat sudah tidak berwarna.

Caranya :
Serbuk bahan dibasahi dengan cairan penyari dan ditempatkan pada bejana silinder. Bagian bawah bejana diberi sekat berpori untuk menahan serbuk. Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh.

Soxkletasi
Alat Sokhlet
Yaitu proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus soxklet sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik.

Caranya :
Serbuk bahan ditempatkan pada selongsong, lalu ditempatkan pada alat soxhlet yang telah dipasang labu dibawahnya. Tambahkan pelarut sebanyak 2 kali sirkulasi. Pasang pendingin balik, panaskan labu, ekstraksi berlangsung minimal 3 jam dengan interval sirkulasi kira-kira 15 menit.

Layanan pembuatan ekstrak (ekstraksi simplisia/ bahan alam), fraksinasi, isolasi senyawa aktif dan penyulingan minyak atsiri untuk keperluan penelitian silahkan klik disini.

MANFAAT BUAH SEMANGKA KUNING


Semangka dipercaya berasal dari gurun Kalahari, Afrika. Menurut para peneliti, buah ini pertama kali dipanen 5000 tahun yang lalu di Mesir dan menurut kepercayaan nenek moyang saat itu, buah ini terpakai untuk penguburan raja-raja agar roh mereka mendapat nutrisi di alam baka. Dan dari sanalah semangka dibawa keliling ke negara-negara di dunia. Hari ini, kita tahu bahwa yang sudah dikubur jelas tidak bisa lagi menikmati nutrisi semangka. Kitalah yang berhak menikmati lezatnya dan betapa bergizinya buah yang satu potongnya sama fungsinya dengan segelas air tersebut. Tapi ingat, ketika mengkonsumsi semangka, bagian hijau dekat kulitnya ialah bagian terpenting yang harus ikut anda makan selain warna merah/kuningnya saja.
Apa saja fungsi semangka?
1. Jika anda sedang diet, maka semangka adalah teman baik anda. Buah ini bebas lemak dan memiliki kombinasi kadar gula terbatas dan kadar air berlimpah. Apalagi, buah yang satu ini bersifat cepat mengenyangkan di dalam lambung.
2. Semangka sangat baik bagi pengidap hipertensi. Kandungan air dan kaliumnya yang tinggi bisa menetralisasi tekanan darah.
3. Semangka juga mempergiat kerja jantung
4. Antioksidannya termasuk betakaroten dan vitamin C membantu sel-sel tubuh tetap sehat.
5. Semangka juga berfungsi untuk merangsang keluarnya air seni lebih deras sehingga sangat baik untuk mereka yang mengalami gangguan buang air kecil.
6. Semangka bisa dipakai untuk menurunkan demam
7. Semangka bisa mencegah sariawan dengan ampuh
Apa benar semangka adalah buah anti kanker?
Semua berawal dari likopen. Likopen salah satu komponen karotenoid seperti halnya betakaroten. Tapi diibandingkan antioksidan lainnya, seperti vitamin C dan E, kekuatan likopen dalam memerangi radikal bebas jauh lebih ampuh. Radikal bebas berlangsung tak terkendali, baik karena pola makan yang kacau, polusi atau pikiran negatif, kekebalan tubuh akan menurun. Akibatnya ya berbagai macam penyakit dan kulit tubuhpun menjadi kering, suram, dan kendur.
Dengan likopen yang terdapat dalam semangka, radikal bebas bisa langsung lumpuh!
Likopen inilah yang mampu menumpas bibit kanker. Banyak makan semangka, bahkan setiap hari pun tak masalah, justru dapat menyusutkan risiko kanker mulut rahim dan kanker pankreas pada wanita. Terhadap kanker pencernaan, likopen semangka mampu mencegahnya hingga risikonya berkurang separuhnya, seperti kanker rongga mulut, kanker kerongkongan, kanker lambung, kanker usus besar, kanker anus. Begitu pula dengan kanker prostat. Wah!
Selain itu, likopen berguna untuk membuat wajah tampak bercahaya, tampak segar dan lebih muda. Bagi lansia, semangka tidak hanya membantu memulihkan gangguan kesehatan lebih cepat, namun juga membantu meningkatkan kemampuan mental dan ketajaman daya ingat.
Semangka disebut BUAH KUAT untuk pria, benarkah??
Likopen dalam semangka juga menyumbangkan kasiat khusus untuk pria menikah. Buah ini bisa meningkatkan kesuburan dan membantu membangkitkan gairah seksual pria. Bagi mereka yang rindu punya keturunan, buah ini juga bisa sangat membantu. Percaya atau tidak, penelitian menunjukkan bahwa senyawa sitrulin dalam semangka, memiliki efek afrodisiak yang sama hebatnya dengan viagra, tapi sama sekali tanpa efek samphng. Mau coba?
Semangka lokal berbiji, semangka tanpa biji, semangka kuning, semangka merah, semangka impor, semangka bulat, semangka lonjong, atau varietas yang manapun itu, semangka tetap buah unggul dan berkhasiat tinggi! Jadikan buah ini sebagai kado cinta anda untuk keluarga. Aman dinikmati seberapa pun anda suka dan segarnya pun tiada tara.

Tekhnik persilangan kacag panjang

Bunga tanaman kacang panjang termasuk dalam jenis bunga berumah satu, yaitu dalam satu bunga terdapat bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (putik). Penyerbukan terjadi secara kleistogami artinya penyerbukan terjadi sebelum mekarnya bunga. Oleh karena itu kemungkinan terjadinya persilangan alami sangat kecil.
Tujuan persilangan buatan ialah untuk mendapat kacang panjang yang unggul, yang ditandai dengan umur yang genjah, keras atau mempunyai daya simpan lama, warna menarik (sesuai selera paras), rasa manis, dan lain sebagainya sesuai dengan criteria yang diinginkan. Untuk mendapatkan kacang panjang yang diinginkan tersebut, maka pemilihan induk baik jantan maupun betina sangatlah penting. Misalnya saja yang digunakan sebagai induk betina kacang panjang dengan produksi tinggi, genjah, polong panjang, namun tidak tahan lama. Sedangkan yang digunakan sebagai induk betina adalah kacang panjang dengan umur lama, keras, polong pendek. Jika kedua induk mempunyai perbedaan umur berbunga yang berbeda maka pengaturan penanaman perlu dilakukan sehingga tanaman kacang panjang yang akan disilangkan mempunyai masa berbunga yang sama.
Bunga kacang panjang termasuk jenis kleistogami sehingga untuk melakukan persilangan perlu dilakukan kastrasi yaitu pengebirian atau pembuangan bunga jantan (serbuk sari) pada induk betina. Kastrasi dilakukan pada sore hari sekitar jam 15.30, hingga jam 18.00. Pada saat kastrasi ini pembuangan serbuk sari harus dilakuan dengan bersih sehingga tidak ada serbuk sari yang masih menempel pada bunga.
Peralatan yang digunakan:
  1. Pinset : Untuk kastrasi dan polinasi (perkawinan)
  2. Kertas : Terbuat dari kertas minyak dengan ukuran 13 x 10 cm untuk menutup bunga (bentuknya seperti amplop yang bagian atasnya terbuka)
  1. Staples
  2. Bolpoin : biasanya menggunakan OPF atau bolpoin lain yang sekiranya tidak luntur
  3. Kertas label : terbuat dari kertas karton dengan ukuran 0.5 x 2 cm, untuk memberi label pada tanaman yang sudah keluar polongnya. Kertas label diberi benang untuk melilitkan pada tangkai polong
  4. Alkohol : digunakan jika persilangan dilakukan dengan banyak induk
    Langkah-langkah persilangan:
  5. Penanaman induk jantan dan betina, diatur sehingga berbunga secara bersamaan. Tanaman yang lebih lama berbunga, di tanam terlebih dahulu.
  6. Kastrasi pada sore hari, pilih bunga yang akan di kastrasi yaitu bunga yang masih kuncup atau belum mekar. Kastrasi/emaskulasi dengan cara membuka kuncup /mahkota bunga dari sisi atas, kemudian seluruh stamen dibuang dengan menggunakan pinset
atau
Bunga kacang panjang yang siap di kastrasi
Mahkota bunga dibuka dg pinset
Stamen atau kepala sari dibuang hingga bersih
Bunga kacang panjang yg putiknya telah dibersihkan
  1. Bunga yang telah di emaskulasi dilakukan penutupan dengan kertas
  1. Pada saat yang bersamaa, dilakukan juga penutupan bunga yang akan di gunakan sebagai induk jantan
  1. Polinasi dilakukan pada pagi sekitar jam 06.30-07.30.
Bunga yang siap dipolinasi, putik berwarna hijau terang
  1. Polinasi dilakukan dengan cara mengoleskan serbuk sari dari bunag jantan ke kepala putik bunga betina
atau
Serbuk sari yang siap untuk dipolinasi berwarn` kuning cerah
Serbuk sari dioleskan ke putik bunga betina
  1. Bunga xang telah dipolinasi dilakukan pembungkusan dan pelabelan
  1. Tanda2 proses polinasi berhasil yaitu bunga telah keluar polongnya
  1. Panen

Jumat, 15 Juni 2012

Pembuatan Studio Rekaman Sederhana
Berkat teknologi digital pembuatan sound recordin studios sudah bisa kita lakukan sendiri dirumah (Home recording ),namun demikian utk hasil yang lebih maksimal kita tetap memerlukan jasa rental studio rekaman dan rental studio musik sound enginer yang professional. Dalam beberapa tulisan kedepan kita akan mencoba mengulas beberapa hal yang dibutuhkan utk membuat music studio rekaman dirumah dengan berbasiskan komputer.
mixer
Berikut ini adalah proses yang dilakukan dalam pembuatan sebuah studio musik Album studio rekaman.
- Pembuatan konsep
- Rekaman ( Tracking )
- Mixing
- Editing & Pre Mastering
- Mastering.
sound-lognew.gif
Peralatan yang dibutuhkan
- Microphone Condensor
- Converter/Soundcard
- Komputer
- Speaker Monitor
- Software editor
- Kable
Spesifikasi computer
Spek dibawah ini merupakan spek studio song minimal yang bisa dipakai recording studio,tentunya makin tinggi spek music recording makin baik pula hasilnya seperti pada sewa studio musik
Pentium IV 2,4 GHz
Memory 512
Hardisk 120 GB ( 7200 RPM )
VGA 16 MB
Monitor 15 “
CD/DVD Writer

Kamis, 31 Mei 2012

SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI MAKHLUK HIDUP

SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI MAKHLUK HIDUP I
BAB I
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI MAKHLUK HIDUP


PENDAHULUAN
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya sangat luas. Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak ditakutkan. Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka juga bekerja dengan peralatan yang beragam seperti dengan larutan kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala dan batu-batu karang atau gunung-gunung batu.
Idea yang mudah dimengerti dan sederhana dari evolusi adalah seleksi alam (natural selection), karena dapat diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan. Idea seleksi alam ini merupakan idea yang mampu diterima semua ilmu, dan hanya teori ini yang diklaim bisa mempersatukan pendapat-pendapat berbeda dalam biologi. Dengan teori ini berbagai temuan fakta yang ada di hutan hujan tropik, perubahan dan macam-macam warna yang terdapat di kebun botani, serta sekawanan hewan yang sementara bermain di daerah peternakan, dapat dijelaskan. Teori ini juga dapat digunakan untuk memahami asal mula kehidupan melalui kimia-bumi (geochemistry) dan proporsi gas yang ada di atmosfer. Sebagaimana dinyatakan oleh Theodosius Dobzhansky  seorang ahli evolusi di abad dua puluh, bahwa: ‘nothing in biology makes sense expect in the light of evolution’.
Evolusi artinya perubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku organisme antara generasi ke generasi. Bentuk-bentuk organisme, pada semua level dari rantai DNA sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan tingkah laku sosial yang termodifikasi dari nenek moyang selama proses evolusi. Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat didefenisikan sebagai evolusi (Gambar 1.1).   
Pikiran tentang evolusi sudah tercetus jauh sebelum Charles Darwin menerbitkan bukunya, “On The Origin Of Species By Means Of Natural Selection, and The Favoured Races In The Struggle For Life”. Pada masa  ± 400 tahun sebelum Masehi faham evolusi masih bersifat sepotong-sepotong dan tidak didasari oleh fakta. Fakta yang dikemukakan umumnya hanya terbatas pada fakta yang menyangkut makhluk hidup tanpa memperhitungkan kondisi lingkungan hidupnya.
Perkembangan Makhluk Hidup
Perkembangan makhluk hidup dibagi menjadi 4 babak yakni Zaman Azoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum & Neozoikum.

1. Zaman Azoikum (Zaman Tertua)
Zaman ini berlangsung kurang lebih 2500 juta tahun. Bumi masih merupakan bola gas sangat panas yang berputar pada porosnya.
2. Zaman Palaeozoikum (Zaman Kehidupan Tua)
Zaman ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. Keadaan bumi belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Akan tetapi, pada zaman ini mulai ada tanda-tanda kehidupan. Seperti makhluk bersel satu (mikro-organisme), hewan-hewan kecil yang tidak bertulang punggung, jenis ikan & jenis ganggang atau rumput-rumputan. Adanya hewan dan tumbuhan di bumi pada zaman ini diketahui dari sisa-sisanya yang telah membatu disebut fosil. Fosil ini umumnya ditemukan di batu karang. Zaman ini disebut zaman primer (zaman pertama).
3. Zaman Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan)
Zaman Mesozoikum terjadi sekitar 65 sampai 200 juta tahun yang lalu. Saat itu mulai muncul pohon-pohon besar dan hewan yang hidup di darat. Zaman ini berlangsung kurang lebih 140 juta tahun. iklim semakin membaik, curah hujan mulai berkurang. Sungai-sungai besar & danau banyak yang kering dan berlumpur. Ikan banyak yang mati, tetapi beberapa jenis yang dapat bertahan hidup. Ikan itu dapat bernapas meskipun tak ada air. Siripnya sangat kuat, bisa digunakan untuk berjalan. Mereka merangkak ke darat dan mulai hidup di darat. Ikan yang hidup di darat kemudian berubah, siripnya tumbuh menjadi kaki yang kuat. Ekornya tumbuh makin panjang. Kepalanya makin besar & keras. Hewan itu dapat hidup di air dan di darat. Mereka lebih banyak hidup di darat dan turun ke air jika bertelur. Beberapa jenis hewan amphibi tumbuh menjadi besar sekali, bahkan besarnya ada yang melebihi seekor buaya. Bentuknya berubah, sisiknya menjadi besar-besar. Telurnya bekulit keras seperti telur ayam.